Kunci Selingkuh Ada Pada Wanita? Bias Sosial yang Salah Tapi Dinormalisasi

kunci selingkuh di wanita

"Kunci selingkuh ada pada wanita, kalau wanita tidak merespon, perselingkuhan tidak akan terjadi!"

Akhir-akhir ini masalah perselingkuhan kembali trending diperbincangkan di media sosial. Bermula dari merebaknya issue seorang influencer, Jule atau Julia Prastini yang berselingkuh di belakang suaminya, Na Daehoon.

Bukan hanya itu, berbagai kasus selingkuh berkedok menikah siri juga merebak, salah satunya berita tentang Inara yang berkembang dituduh sebagai pelakor.

Dari semua hal yang merebak tersebut, jika ditarik sebuah garis awal, semuanya bermula dari pengkhianatan bernama SELINGKUH.

Baca juga : 11 Alasan Mengapa Wanita Cerdas Harus Menghindari Selingkuh

Sayangnya, banyak yang menyalahkan wanita atas hal ini, bahkan para wanita yang mengeluarkan pendapat tersebut.

Justru, saya pribadi rasanya belum pernah melihat ada lelaki yang berpendapat demikian, semua pendapat itu justru dilontarkan oleh sesama wanita.


Benarkah Kunci Selingkuh Ada Pada Wanita?

Menurut saya, ini adalah sebuah pendapat yang tak adil, sebuah pendapat dari bias sosial yang akhirnya dinormalisasi.

Kenyataannya, selingkuh itu soal pilihan pribadi, baik wanita maupun lelaki. Bukan soal jenis kelamin

Bagaimana bisa orang-orang berpendapat bahwa,

"Kalau wanitanya menolak, laki-laki nggak bakal selingkuh!"

Bukankah Allah menciptakan semua manusia punya akal dan pikiran yang sama?. Dengan akal dan pikiran itulah, manusia bisa mengendalikan dirinya dari perbuatan yang salah.

Kenyataannya, meskipun nggak semua, tapi kebanyakan kasus perselingkuhan itu dimulai dari lelaki yang mulai duluan.

Bahkan ada yang bermula dari wanita yang akhirnya luluh dengan semua perjuangan 'salah' lelaki kepada wanita tersebut.

Mengapa wanita yang harus menjadi penjaga moral satu-satunya?.

Nyatanya, dalam sebuah hubungan atau relationship, lelaki dan wanita sama-sama bertanggung jawab atas kesetiaan. 

Sama-sama punya tanggung jawab menjaga batas.

Kesetiaan itu, lahir dari kompromi kedua belah pihak, baik lelaki maupun wanita.

Baca juga : Wanita Cerdas itu Say NO untuk Selingkuh dan Sex Bebas


Wanita dan Beban Beratnya, Jangan Ditambahin Lagi!

Tanpa ditambahin dengan narasi 'Kunci selingkuh ada pada wanita', nyatanya beban wanita dalam kehidupan itu sudah berat.

Selama ini, wanita sudah dibebani dengan berbagai narasi yang mengungkung, seperti:

Jangan begini

Jangan begitu

Harus jaga sikap

Harus jaga pakaian

Harus jaga jarak

Dan masih banyak lagi hal-hal yang seolah wanitalah, satu-satunya yang bertanggung jawab atas hal itu.

Sementara lelaki, selalu diberikan pemakluman tanpa batas dengan kalimat sakti,

"Namanya juga laki-laki!"

Baca juga : BRT Transit, Solusi Transportasi di Perkotaan

Sedangkan wanita dituntut dengan seribu tuntutan yang seringnya tak masuk akal, apalagi adil!.

Dan taukah kita, narasi tentang 'Kuncinya ada di perempuan' itu, bukan hanya ada pada masalah perselingkuhan, tapi juga untuk semua aspek kehidupan.

Dan hal ini diadaptasi dengan baik oleh para lelaki yang tidak bertanggung jawab untuk playing victim, dan menyalahkan istri, membungkam istri hingga membuat wanita jadi merasa bersalah atas hal-hal yang sebenarnya tidak dia lakukan.  

Karenanya, kita sebagai wanita harus bersatu padu untuk saling menjaga satu sama lainnya dengan tidak menambahkan narasi yang memberatkan wanita.

Salah satunya bahwa 'kunci selingkuh itu ada pada wanita'. Bukan ya, kunci selingkuh itu ada pada 2 orang yang memutuskan untuk berkhianat, dan pelaku utamanya adalah yang memulai.

Previous Post